Tentang Martono
lahir
Di garut pada tanggal, 06 februari 1987 dari seorang ibu berprofesi
sebagai pedagang, dan ayah berprofesi sebagai wiraswasta. anak ke tiga
dari 6 bersaudara saya dibesarkan sebagai anak laki2 yang selalu
mendapatkan kasih saya dari ibu, yang pada waktu itu menginginkan anak
laki2. waktu terus berjalan hingga saya tumbuh dan tumbuh. saya mulai
menginjakan sekolah di bangku TK di sekolah Al-Hikmah tarogong desa
jati, setelah lulus saya melanjukan sekolah di sekolah dasar Jati II,
tidak terlalu pintar dan hanya memiliki kerajinan dalam sekolah pada
saat itu saya tidak punya mimpi untuk menjadi yang terbaik di sekolah
dasar, yang penting masuk dapat nilai pas-pasan dirasa sudah cukup agar
saya bisa naik kelas sampai saya lulus. setelah saya lulus dan
mendapatkan nilai NEM terbaik pada saat itu saya melanjutkan sekolah
menengah pertama di SLPN 1 tarogong atau yang dikenal dengan SMP Hampor .
disana seperti biasa saya hanya menjadi anak yang rajin saja, tapi
tidak mau disebut pintar karna saya memang pas-pasan, dan setelah saya
lulus di SMP hampor pada saat itu saya mencoba mengadu nasib untuk
mengikuti seleksi di sekolah terbaik digarut yaitu SMKN 2, alangkah
sialnya pada saat itu saya tidak diterima disekolah itu dikarenakan tes
fisik saya jeblok. kemungkinan juga tes tulis saya juga parah karna saya
memamg pas-pasan.
saya
tidak putus asa saya tetap melanjutkan pencarian jati diri saya dengan
masuk menjadi siswa di sekolah nomor dua setelah SMKN 2 yaitu SMK YPPT
Garut, dan disana saya memilih jurusan sesuai dengan minat dan hobi yang
saya minati yaitu jurusan Teknik Informtika, disana saya bertemu dengan
orang-orang hebat yang sampai saat ini mereka selalu menjadi panutan
saya. disekolah itu saya terpilih menjadi siswa cabutan yang memeilik
nilai yang terbaik. maka saya dipindahkan menjadi kelas unggulan pada
saat itu, sial sekali pada saat itu banyak teman-teman saya yang salah
alamat dengan kelas cabutan itu karna memang nilai yang mereka dapatkan
palsu bohong.karna mereka dapat nilai yang tidak mereka dapatkan dengna
hasil jeripayah mereka. dan akhirnya saya lulus.
setelah
saya lulus saya berniat untuk mencari kerja karna memang saya sekolah
untuk mencari uang agar dapat membantu ibu saya mencari uang. tapi Allah
SWT berkehendak lain, saya menganggur selama setahun, dan akhirnya saya
memutuskan untuk melanjutkan kuliah di AMIK GARUT yang saat itu saya
juga bukan punya uang. karna saya tidak mendapatkan dukungan siapapun
untuk melanjutkan. tapi karna tekat yang kuat saya memaksa ibu saya agar
dapat mendukung saya melanjutkan sekolah. dan akhirnya ibu saya setuju
dan pada ssat itu saya mempunya komitmen dengan ibu, saya harus
menabung, setelah saya masuk, saya hampir tidak meneruskan kuliah saya
karna ketiadaan biasa pada saat itu ibu saya sakit=sakitan dan saya pun
berpikir mungkin lebih baik aku bantu ibu untuk cari uang bukan untuk
menghaburkan uang, dan kebetulan ada yang menawarkan kepada saya agar
ikut menjadi karyawan di toko IT yang beralamat di Bekasi. dan akhirnya
saya menerima tawaran itu,dan keesokan harinya saya berangkat. tidak
nyaman dengan pekerjaan yang diberikan dan salary yang begitu kecil.
maka saya putuskan untuk berhenti.
setelah
itu saya kembali ke garut untuk melan anjuktkan usaha ibu saya yaitu
berjualan ikan di pasar. ibu saya menangis karna melihat sya putus
kuliah, dan akhirnya ibu saya bangkit dari keterpurukan dan menyuruh
saya agar melanjutkan kuliah. dan ibu berpesan kepada saya agar kelak
kamu harus jadi orang kantoran, tidak boleh seperti ibu.semenjak itu
saya menangis dan saya janji pada ibu suatu saat nanti cita-cita mu akan
saya jadikan kenyataan. setelah itu saya kuliah seperti biasa dan
teman2 saya begitu senangnya melihat saya kembali ke kampus. dan setelah
itu saya berlomba untuk menjadi yang terbaik di kampus, alahamdulillah,
subhanallah saya mendapatkan bea siswa di AMIK garut selama setahun
penuh, saya tdak bayar uang kuliah lagi karna pada saat itu saya menjadi
mahasiswa yang aktif di kelas. dan saya sampakan kepada ibu saya , dan
ibu begitu senangnya .
tidak
lama kemudian saya mendapatkan cobaan terbesar dalam hidup saya yaitu
ibu saya meninggal dunia dalam waktu yang singkat, begitu hancur persaan
saya saat itu. dan kalau pun bisa sejak saat itu rasanya saya ingin
ikut bersamanya. saya sperti orang gila meretapi kepergian ibu saya.
tapi hidup harus terus berjalan, saya pun dengan berani melanjutkan
kuliah sambil berjualan ikan di pasar tanpa seorang ibu, dan saya pu
harus menghidupi adik-adik saya yang masih kecil dan bersekolah. dan
saat itu pun saya jarang masuk, dan dosen saya pun selalu menyanyakan
saya, begitu saya masuk kuliah dosen saya selalu menenangkan saya, saya
mulai bangkit kembali. dan saya lulus dengan merengkuh gelah Amd,kom
dengan IPK 3,53 saya pun lulus dan akhirnya menikah dengan wanita
pilihan saya dan ibu saya. setelah saya menikah saya tak kunjung
mendapatkan pekerjaan yang cocok. dan saya pun terus berjualan untuk
menafkahi istri dan adik2 ku. setelah 6 bulan brjalan saya melamar ke
setiap perkatoran di daerah garut tapi hasilnya nihil. dan stelah itu
saya memutuskan untuk melamar ke luar kota garut, tangerang, bekasi dan
jakarta adalah kota2 yang sudah saya banjiri dengan lamaran kerja saya,
dan pada akhirny kota tangeranglah yang memberi saya kesempatan bekerja,
di perusahaan international yaitu PT.Victory Chingluh Indonesia yang
bergerak di bidang industri sepatusampai saat ini,

Tidak ada komentar:
Posting Komentar